Berkunjung ke Daerah Kalimantan tapi Rasanya Seperti di Jawa

Bhuana Jaya, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, di sini kami berada! Oh, matahari bersinar begitu terik di sini, menandakan betapa dekatnya kita dengan garis khatulistiwa. Secara ilmiah, cahaya matahari di daerah khatulistiwa memang lebih intens karena sinarnya hampir tegak lurus sepanjang tahun. Meski kulitku terasa hangat dan berkeringat, rasa penasaran dan kegembiraan menyelimuti hatiku.

Dalam perjalanan kami, Ayah bercerita tentang bagaimana di tahun 1980-an banyak keluarga dari Jawa yang bertransmigrasi ke sini. Mereka mencari kehidupan yang lebih baik dengan dukungan pemerintah dalam program transmigrasi. Terbayang betapa besarnya tekad dan keberanian mereka untuk memulai hidup di tanah yang baru.

Lalu, ada alasan khusus kami berada di sini. Ayah dan Bunda dikirim untuk membantu desa-desa di Kutai Kartanegara dalam pemanfaatan website desa. Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan transparansi dan partisipasi masyarakat, website desa diharapkan menjadi media informasi dan komunikasi yang efektif antara pemerintah desa dan warganya.

Kutai Kartanegara dengan tambang-tambangnya memang menjadi pusat ekonomi di Kalimantan Timur. Banyak penduduknya bekerja di sektor pertambangan, tetapi sektor lain seperti perkebunan dan perikanan juga tak kalah pentingnya. Ayah bilang, dengan website desa, informasi tentang potensi desa bisa lebih mudah diakses oleh semua orang.

Setiap kali kami datang ke kantor desa atau bertemu dengan warga, selalu ada tanya jawab dan diskusi tentang bagaimana memanfaatkan teknologi untuk kemaslahatan desa. Aku senang melihat Ayah dan Bunda begitu antusias membantu.

Meski cuaca panas, suasana hatiku hangat. Apalagi saat melihat warga yang antusias mendengar ide-ide dari Ayah dan Bunda. Terkadang, di sela-sela kesibukan, kami juga diajak makan siang oleh warga. Dan oh, rasanya begitu lezat!

 

Satu pemikiran pada “Berkunjung ke Daerah Kalimantan tapi Rasanya Seperti di Jawa”

  1. Wah, Pak won juga luar biasa, aku kok juga pengen tahu Kalimantan. Tapi sudah sulit rasanya. O ya ,aku bisa minta madunya pak Won, berapa harganya.

    Balas

Tinggalkan komentar