Selimut Robek di Ghouta: Kisah Pahit yang Menggetarkan Hati

Hari itu, kita duduk di perpus mini masjid di rumah sakit. Bunda membuka buku yang isinya tentang orang-orang yang tinggal di tempat bernama Ghouta. Ghouta itu adalah daerah yang berada di Hamoryah, Suriah. Kalau dulu daerah ini disebut daerah damaskus.

Buku yang dibaca bunda menceritakan tentang seorang dokter bedah di Ghouta. Ada ibu hamil tujuh bulan dan dua anaknya. Si anak sulung punya lengan kanan yang putus, tangan kiri yang patah, dan adiknya punya mata yang hancur dan ada besi masih nancap di dadanya. Sedih banget, ya?

Sang ibu sendiri berjuang keras antara hidup dan mati. Bom menghancurkan tempat tinggal mereka, lalu mereka dibawa ke rumah sakit. Mereka cuma bawa selimut, karena tandunya kehabisan. Selimut itu jadi alas tempat tidur mereka.

Coba kita bayangin, nak, gimana rasanya selimut yang robek itu jadi tempat tidur buat ibu dan anak-anak itu. Dokter-dokter di sana berusaha bantu.

Tapi Bunda bilang, dokter-dokter itu nanya, “Apakah kita akan menyelamatkan bayinya atau biarin dia bahagia bersama ibunya tanpa perlu liat keburukan di dunia ini?” Mereka bingung, nak. Apa kita biarin bayinya bahagia sama ibunya atau mereka coba selamatkan?

Itu sekilas cerita yang bunda baca, nak. Ceritanya sedih, tapi juga bikin kita berfikir. Kita jadi tau, hidup kita sekarang aman dan juga nyaman. Dengan membaca kita bisa melihat nasib saudara kita yang berada di wilayah lain yang kurang beruntung. Namun kita juga tahu bahwa di kehidupan ini tidak selamanya kita merasa nyaman. Rasa kecewa, rasa sedih, dan rasa lelah bisa mengajarkan kita tentang sabar. Semoga kelak kamu selalu semangat untuk banyak membacanya ya nak. Agar bisa menambah wawasan. Tutup bunda setelah membacakan cerita tersebut. ???

Tinggalkan komentar