Halo teman-teman, ini Nahida lagi! Kali ini aku mau cerita tentang pengalaman pertama kali aku bisa jalan sendiri.
Awalnya, aku emang masih susah buat jalan sendiri. Aku harus terus dipegang atau digendong sama Bunda atau Ayah. Tapi suatu hari, seperti biasa saat ayahku pergi keluar kota ada temanku yang udah besar, dia mau ngajak aku main-main. Temanku ini bernama Mba Uya, dia pegang tanganku dan perlahan-lahan ngajarin aku cara jalan. Aku dengan senang hati mengikuti arahan dari Mba Uya. Oh iya kakanya Mba Uya,namanya Mba Anting dia juga ikut serta memberikan aku semangat bersama Mbah Uti.
“Ayo Nahida, pelan-pelan aja. Kamu pasti bisa kok!” kata Mbah Uti sambil tersenyum.
Aku mulai mencoba buat jalan sendiri. Pertama-tama aku pegang tangan Mba Uya, tapi lama-lama aku mulai berani lepas tangannya. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah! Ternyata aku bisa jalan sendiri sampai 5langkah lebih! “Yeay! Nahida bisa jalan sendiri!” Ucap Bunda dengan bahagia. Aku juga senang banget bisa jalan tanpa digendong lagi.
Setelah itu, Mereka ngajak aku latihan jalanan depan rumah. Mereka berlari-larian, tapi aku masih harus pelan-pelan karena belum terlalu mahir jalan sendiri.
“Ayo Nahida, lebih cepat lagi!” teriak mba Uya sambil tertawa-tawa. Aku berusaha secepat mungkin buat ngejar dia, meskipun kadang aku masih terjatuh.
Meskipun gak selincah merekaa, aku tetap senang bisa main bareng. Akhirnya aku bisa merasakan serunya main sambil belajar jalan.
Sejak saat itu, aku jadi makin semangat buat belajar jalan sendiri. Terimakasih teman-teman dan keluargaku, kalian selau ngajarin aku dan support aku! Sekarang aku sudah bisa jalan dengan lancar. Hari ini ayahku sedang di Kalimantan bersama teman-teman kerja ayah. Aku ingin memberikan surprise terhadap ayah saat nanti ayah pulang. Aku harus bisa jalan dengan lancar dan bisa berlari-lari kecil. Sejak hari pertama ayah pergi aku sudah dengan keras latihan jalan. Bunda tiap pagi mengajakku untuk jalan pagi.
Tadi siang saat aku belajar jalan dengan semangat, aku melewati warung yang dimana teman-temanku ramai disana. Mereka terlihat asik memilih barang, kata bunda itu jajanan. Akupun tertarik untuk ikut memilih, akhirnya aku putuskan untuk menghampiri mereka. Namun bunda bilang belum waktunya aku jajan seperti mereka. Kalaupun aku boleh jajan,tentu bunda membatasiku. Karena bunda ingin anak-anaknya memakan makanan yang realfood. Walaupun aku agak sebel, karena aku tidak sebebas teman-temanku untuk makan dan minum. Namun aku percaya orang tuaku ingin aku tumbuh dan berkembang dengan sehat. Udah dulu ya ceritaku hari ini. Sampai jumpa di pengalamanku yang lain ya teman-teman..