Belajar dari kisah semut di zaman nabi Ibrahim

Hai, teman-teman! Aku akan menceritakan cerita tentang semut pada zaman Nabi Ibrahim yang membawa air saat Nabi Ibrahim dibakar. Bunda menceritakan ini kepadaku, bunda ingin aku belajar hikmah dari peristiwa ini.

Pada suatu waktu zaman dulu, ada seorang nabi yang sangat baik dan disayangi oleh Allah bernama Nabi Ibrahim. Ia adalah nabi yang melahirkan para nabi selanjutnya. Sebagai seorang nabi, beliau hidup untuk menyerukan wahyu yang Alloh berikan padanya. Agar membimbing manusia pada zaman itu keluar dari jalan kesesatan dan kemunkaran. Namun orang-orang yang jahat tidak menyukainya kebaikanya dan juga aktivitas yang nabi Ibrahim lakukan. Mereka punya rencana jahat untuk membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup. Mendengar cerita ini, aku merasa sedih dan takut untuk Nabi Ibrahim.

Bunda cerita pada saat itu nabi Ibrahim dibakar atas perintah Raja Nimrod. Saat peristiwa itu terjadi seekor semut membawa setetes air.

Seekor binatang kemudian bertanya kepada semut tersebut, “Untuk apa kamu membawa setetes air tersebut?”

Semut itu pun kemudian menjawab, “Untuk memadamkan api yang tengah membakar tubuh Nabi Ibrahim.”

“Tahukah kamu bahwa apa yang kamu lakukan itu tidak akan menghasilkan sesuatu kecuali kesia-siaan?” ujar binatang tersebut.

Semut itu kemudian mengatakan “Yah, tapi dengan setetes air inilah aku menegaskan bahwa dipihak siapa aku berada.”

Dari Ibnu ‘Abbaas Radhiyallahu Anhu, beliau berkata: “Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mencegah dari membunuh empat hewan: Semut, lebah, burung hud-hud, dan burung Shurad,” (HR. Abu Dawuud: 2490).

Berbeda dengan seekor cicak dengan setengah mati ia merayap mendekati api yang berkobar yang tengah membakar kekasih Allah Ibrahim.

Seekor binatang kemudian bertanya kepada cicak tersebut, “Untuk apa kamu merayap mendekati kobaran api tersebut dan membahayakan dirimu.

Cicak itu pun kemudian menjawab, “Untuk meniup api yang tengah membakar tubuh Nabi Ibrahim agar semakin berkobar.”

“Tahukah kamu bahwa apa yang kamu lakukan itu tidak akan menghasilkan sesuatu kecuali kesia-siaan?” ujar binatang tersebut.

Cicak itu kemudian mengatakan “Yah, tapi dengan itulah aku menegaskan bahwa dipihak siapa aku berada.”

Maka Rosulullah bersabda,

عَنْ أُمِّ شَرِيكٍ – رضى الله عنها أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَقَالَ « كَانَ يَنْفُخُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ »

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak. Beliau bersabda, “Dahulu cicak ikut membantu meniup api (untuk membakar) Ibrahim ‘alaihis salam,” (HR. Bukhari, no. 3359).

Dari cerita ini, aku belajar banyak hal. Pertama, aku belajar tentang kekuatan kecil yang bisa membuat perbedaan besar. Semut-semut kecil bisa membantu Nabi Ibrahim dengan membawa air. Walaupun mereka hanya semut kecil, tapi ketika mereka bekerja sama, mereka bisa melakukan sesuatu yang besar. Berbeda dengan cicak yang malah meniup apinya agar besar. Ia tidak mau membantu nabi Ibrahim saat berada dalam kesulitan. Ia yang malah meniup apinya agar membesar.

Kemudian, aku belajar tentang kebaikan dan pertolongan Allah. Allah melihat kebaikan dalam hati Nabi Ibrahim dan Dia mengirim semut-semut untuk membantu mengeluarkan air dan melindunginya dari api yang membahayakan. Ini mengajarkan aku bahwa Allah selalu melihat dan memperhatikan perbuatan baik kita, dan Dia akan memberikan pertolongan-Nya kepada kita di saat kita membutuhkannya.

Terakhir, aku belajar tentang pentingnya saling tolong-menolong dan peduli terhadap sesama. Semut-semut itu saling bekerja sama untuk membantu Nabi Ibrahim. Mereka tidak melihat perbedaan ukuran atau kekuatan mereka, tapi mereka fokus pada tujuan mereka yang mulia, yaitu melindungi dan membantu orang yang membutuhkan. Ini mengajarkan aku bahwa kita juga harus saling tolong-menolong dan peduli terhadap orang lain, tanpa memandang perbedaan kita.

Nah saat ini kitapun bisa loh berperan seperti semut dalam kehidupan kita sekarang. Hari ini adalah sudah lebih dari 200 hari rakyat Palestina di jahatin sama orang Zionis Israel. Sebagai sesama manusia dan sebagai muslim tentu kita harus menolong mereka. Dimulai dari hal kecil yaitu dengan cara memboikot produk yang pro dengan Israel. Kata bunda banyak perusahaaan yang memberikan keuntungannya untuk orang Israel agar bisa membeli senjata. Nah masalahnya senjata itu di gunakan untuk berbuat jahat ke rakyat Palestina. Dengan kita tidak membeli produk pendukung Israel minimal itu menjadi bukti kepada siapa kita berpihak?

Tentu kita berpihak kepada kebenaran dan kemerdekaan rakyat Palestina.

Jadi, teman-teman, cerita tentang semut yang membawa air dalam kisah Nabi Ibrahim mengajarkan aku tentang kekuatan kecil yang bisa membuat perbedaan besar, kebaikan dan pertolongan Allah, serta pentingnya saling tolong-menolong dan peduli terhadap sesama. Aku merasa terinspirasi dan bersemangat untuk melakukan kebaikan dan membantu orang lain. Terima kasih telah mendengarkan cerita yang indah ini, teman-teman..

Tinggalkan komentar