
Hari itu, sambil duduk berdekatan dengan Bunda di sudut ruang tamu, aku menyaksikan hal yang berbeda dari biasanya. Aku melihat Bunda membuka sebuah buku, berisi tulisan yang aneh-aneh bagiku. Tapi ada yang berbeda kali ini, Bunda mulai membacanya dengan suara pelan. Ternyata, kami sedang belajar ngaji Juz Amma bersama-sama!
“Nak, ini penting lho,” Bunda berkata sambil menatapku dengan penuh kasih. “Tidak hanya tubuh yang butuh makanan, tapi jiwa juga perlu makanan. Dan makanan jiwa adalah Al-Quran.”
Bunda menjelaskan bahwa ngaji adalah cara kita membaca dan mengerti isi Al-Quran. Meski aku belum begitu paham, aku bisa merasakan kehangatan kata-kata Bunda yang mengalir seperti aliran sungai.

Aku mengikuti Bunda membuka halaman pertama Juz Amma. Rasanya ada kebahagiaan tersendiri saat melihat banyak gambar dan warna di buku ini. Aku suka sekali mengamatinya. Bunda membacakan satu ayat, lalu aku coba ikuti dengan suara merdu yang mungkin belum sempurna, tapi Bunda selalu tersenyum penuh semangat.
Kemudian, Bunda memberiku pesan. “Rajin-rajinlah mengaji, Nak. Ketika kita mengaji, hati kita akan merasa tenang dan jiwa akan merasa terjaga.”
Aku merasa seperti menemukan harta karun baru. Bukan hanya belajar membaca, tapi juga tentang memberi nutrisi bagi jiwa. Aku belajar bahwa ada banyak cara untuk tumbuh dan menjadi kuat, dan ngaji adalah salah satunya.
Kami melanjutkan belajar ngaji setiap hari. Aku merasa semakin akrab dengan Juz Amma. Setiap gambar dan warna menjadi temanku dalam memahami setiap ayat yang dibacakan. Meski aku masih bayi, tapi aku percaya bahwa apa yang Bunda ajarkan akan membentuk diriku menjadi yang lebih baik. ???.