Hai, namaku Nahida, dan aku ingin berbagi cerita tentang perjalananku menjadi seorang toddler yang penuh dengan proyek dan eksperimen baru.
Semuanya dimulai dengan sakit Demam yang aku alami selama satu hari. Aku merasa tidak enak badan dan suhu tubuhku meningkat. Bunda dan Ayahku sangat khawatir dan merawatku dengan penuh perhatian. Aku ingat betapa hangatnya pelukan mereka dan suara lembutnya yang menenangkanku. Ayah dan Bunda bergantian menjagaku sepanjang waktu.
Beberapa hari setelah sakitku, sesuatu yang menarik terjadi. Aku mengalami tantrum untuk pertama kalinya. Kejadian itu terjadi saat aku ikut ayah berpergian ke Pantai Pangandaran, di mana ayahku harus pergi bekerja bersama teman-temannya. Aku masih ingat betapa antusiasnya aku ketika bundaku membeli yoghurt satu paket. Aku ingin memegangnya sendiri, tetapi bundaku tidak memberikanku yoghurt tersebut yang 1 pack. Aku diberi yoghurtnya yang sudah dirobek menjadi 1 botol saja.
Perjalanan kami dilanjutkan, tetapi aku merasa marah dan kecewa. Aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku dengan kata-kata yang jelas karena aku masih belum bisa bicara dengan lancar. Sebagai gantinya, aku mengeluarkan suara rengekan selama satu jam penuh. Bunda terlihat bingung dan tidak tahu apa yang salah denganku. Dia mencoba berbagai cara untuk menenangkanku, tetapi aku terus merengek tanpa henti.
Lalu, bundaku tiba-tiba tersadar tentang alasan aku merengek. Dia menyadari bahwa aku masih ingin yoghurt itu. Dia berbicara dengan ayahku dan menjelaskan situasi yang terjadi. Ayahku dengan inisiatifnya mengambil keputusan untuk berhenti di sebuah minimarket.
Kami tiba di minimarket dan ayahku dengan sabar mencari yoghurt yang sama persis yang aku inginkan. Aku melihat senyum di wajahnya ketika akhirnya dia menemukannya. Ayahku memberikan yoghurt tersebut padaku dengan senang hati, dan aku merasa sangat lega dan bahagia.
Setelah aku memiliki 1 pack yoghurt dalam kemasan utuh yang aku inginkan, aku merasa tenang dan puas. Aku minum ASI bunda dengan lahap, merasakan kehangatan dan cinta yang tersimpan di dalamnya. Perjalanan kami dilanjutkan, dan aku merasa nyaman dan nyenyak. Akhirnya, aku tertidur dalam perjalanan, dengan perutku yang kenyang dan hatiku yang bahagia. Tentunya 1 pack yoghurt itu aku lupakan begitu saja setelah aku tertidur. ?
Aktivitas Proyek Pertamaku
Setelah kami pulang dari Pantai Pangandaran, kehidupan sehari-hari kami kembali normal. Aku kembali beraktivitas seperti biasa, bermain dan belajar di rumah.
Suatu ketika, yaitu saat aku berada di dapur, aku melihat lemari perabotan dengan banyak kunci di dalamnya. Aku penasaran dan ingin mencoba memasukkan kunci ke lubang kunci lemari itu sendiri. Aku duduk di lantai dekat lemari itu dengan semangat yang membara.
Aku mengambil salah satu kunci dan mencoba memasukkannya ke lubang kunci. Ternyata, itu tidak mudah seperti yang aku bayangkan. Aku harus mengatur gerakan tanganku dengan hati-hati agar kunci itu pas di lubang kunci. Awalnya, aku merasa sedikit frustrasi karena aku belum terlalu terampil dalam hal itu.
Namun, aku tidak menyerah begitu saja. Aku terus mencoba berkali-kali. Setiap kali kuncinya tidak pas, aku mencoba lagi dengan semangat yang tak kenal lelah. Aku masukkan dulu kuncinya ke mulutku agar basah. Semoga jadi lebih mudah dimasukkan ke lemari. Mbah Kakung, kakekku yang juga berada di rumah pada saat itu, melihat usahaku dan memberikan bantuan dan dorongan.
Sementara itu, Mbah Putri, nenekku, dan bundaku sedang memasak di dapur. Ayahku sedang sibuk bekerja di ruang kerjanya. Mbah Putri sedang menjalani kemoterapi di RSUD Margono Soekarjo, jadi mereka berdua berada di rumah kami karena dekat dengan rumah sakitnya.
Aku tetap berusaha selama sekitar 30 menit lebih. Aku mencoba memasukkan kunci dengan hati-hati ke lubang kunci. Meskipun butuh waktu lama, aku tidak menyerah. Aku terus mencoba dengan gigih dan semangat.
Akhirnya, setelah beberapa kali mencoba, aku berhasil memasukkan kunci ke lubang kunci dengan benar! Aku merasa sangat bangga dengan pencapaianku. Aku bersorak kegembiraan dan Mbah Kakung memberikan tepuk tangan sebagai tanda dukungan dan kebanggaannya melihat usahaku.
Mbah Putri dan bundaku juga senang dengan keberhasilanku. Mereka berhenti sejenak dari memasak dan memberikan pujian serta pelukan penuh kasih sayang. Ayahku, yang mendengar kegembiraan dari ruang kerjanya, juga ikut bangga denganku.
Akhirnya, aku menyadari bahwa dengan ketekunan dan usaha, aku bisa mencapai apa pun yang aku inginkan. Aku belajar bahwa setiap tantangan adalah peluang untuk belajar dan tumbuh. Meskipun itu hanya kunci kecil di lemari perabotan, itu adalah langkah kecil menuju kemampuan dan kemandirian yang lebih besar.
Setelah pencapaian itu, aku kembali bermain dan menjalani hari-hariku dengan riang. Aku merasa bersemangat untuk mengeksplorasi dunia di sekitarku dan terus belajar hal-hal baru setiap hari. Bersama keluargaku yang penuh dukungan dan kasih sayang, aku tumbuh menjadi anak yang cerdas, penuh semangat, dan penuh cinta.
Ini semua adalah kisah pertamaku saat menjadi toddler. Perjalanan hidupku sebagai seorang toddler terus memberikan proyek dan eksperimen baru setiap harinya. Aku bersemangat untuk terus menjelajahi dunia di sekitarku, sambil belajar dan tumbuh bersama orangtuaku yang penuh kasih sayang.