
Matahari Bhuanajaya mulai menunjukkan sinarnya yang hangat, ketika Mbah Emi, istri dari Mbah Suwondo perangkat desa, dengan semangat membawaku ke sudut taman belakang rumahnya. Tampak deretan peti-peti kecil dengan lebah kelulut yang sibuk berkelana dari bunga ke bunga. “Ini, Nahida, koleksiku,” ujarnya dengan bangga, sambil menunjuk peternakan lebah kelulutnya yang mencapai lebih dari 50 sarang.

Kudengar cerita tentang lebah madu, tetapi lebah kelulut ini sungguh menarik! Mereka tampak lebih kecil dan punya cara kerja yang serasi, membuat madu dengan rasa dan manfaat khusus.
Mbah Emi, dengan perlahan dan penuh hati-hati, memulai proses panen. Aku terpesona melihatnya, dan tentu saja, tak sabar untuk mencicipi madu segar itu. Sensasi rasa yang kudapat benar-benar berbeda, ada rasa asam namun segar yang membuat lidah bergoyang.

Ternyata, kelezatan dan khasiat madu kelulut dari taman Mbah Emi ini bukan hanya dikenal oleh warga sekitar. “Bahkan, bupati Kaltim sering mampir ke sini, lho,” kata Mbah Emi sambil tertawa lepas. “Mereka datang, bukan hanya untuk madu, tetapi juga untuk menikmati keasrian dan kedamaian di sini.”
Mbah Emi, sambil memberikanku seteguk lagi madu kelulut, mulai berbagi informasi tentang manfaat luar biasa dari madu ini. “Nahida, madu kelulut ini penuh dengan kandungan antioksidan, loh. Banyak yang bilang bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Aku sendiri merasa lebih segar setelah mengonsumsinya setiap hari,” ujarnya dengan mata berbinar.

Tak hanya itu, madu kelulut juga dikenal memiliki kandungan antibakteri yang tinggi. Sehingga, bila ada yang terluka atau mengalami infeksi ringan, madu ini bisa jadi solusi alami. Beberapa orang bahkan memercayai bahwa madu kelulut membantu dalam penyembuhan luka dan peradangan. Terlebih lagi, madu ini memiliki kadar gula yang rendah, membuatnya aman untuk mereka yang memantau asupan gula.
Kemudian, Mbah Emi bercerita tentang kehidupan lebah kelulut. Berbeda dengan lebah madu, lebah kelulut tidak menyengat dan lebih damai. Mereka membangun sarang di dalam batang-batang pohon yang sudah mati atau ruang-ruang kecil lainnya. Yang menarik, sarang lebah kelulut terbuat dari propolis, bukan lilin seperti lebah madu. Propolis sendiri dikenal memiliki banyak khasiat kesehatan.
Lebah kelulut memiliki pola hidup komunal. Ada ratu lebah, pekerja, dan tentara. Meski begitu, mereka cenderung lebih independen dan membangun sarang dalam kelompok-kelompok kecil. Mereka berkembang biak dengan cepat dan beradaptasi dengan baik di berbagai kondisi lingkungan.

Menjadi semakin kagum dengan lebah kelulut, aku menyadari bahwa alam telah menyediakan banyak keajaiban yang terkadang kita abaikan. Bersama Mbah Emi, aku belajar untuk menghargai setiap tetesan madu yang ku nikmati dan kisah-kisah indah dari alam yang mengelilingi kita. ???.
Aku merasa begitu beruntung. Di tengah-tengah kedamaian Bhuanajaya, aku menemukan harta berharga; madu kelulut dengan segudang manfaat dan kenangan manis bersama Mbah Emi yang akan selalu kuingat. ????.
Mantab, kapan bisa di explore lagi Bhuana jaya
Kalo bisa tiap setahun sekali explore kesana mbah. Bikin betah nahida?