Petualangan Pertama Shalat Tarawih: Dari Takut Menjadi Berani!

Halo, teman-teman! Aku mau bercerita tentang pengalaman pertamaku ikut shalat tarawih di masjid. Ini adalah pengalaman yang seru, sedikit menakutkan, tapi juga bikin aku merasa besar! Yuk, simak ceritaku!

Hari pertama, Bunda dan Ayah membangunkanku lebih awal. “Ayo, Nak, kita mau shalat tarawih di masjid!” katanya. Aku merasa excited karena aku sudah dengar banyak cerita tentang shalat tarawih, terutama saat bulan Ramadan. Kami berangkat bareng, dan saat sampai di masjid, suasananya ramai banget! Banyak orang berkumpul, ada yang berbincang, ada yang tertawa, dan anak-anak lain juga ikut bermain. 

Tapi, saat kami masuk ke dalam masjid, aku mulai merasa sedikit takut. Banyak orang yang tidak aku kenal, dan aku merasa kecil di antara mereka. Ayah bilang, “Ayo, kita shalat!” Tapi, oh tidak, Ayah harus pergi ke barisan laki-laki. Aku merasa ditinggal sendirian bersama Bunda.

Bunda melihat wajahku yang cemas dan langsung menggendongku. “Tidak apa-apa, Nak, Bunda di sini,” katanya lembut. Aku minta Bunda untuk duduk di pangkuanku. Rasanya lebih nyaman bisa dekat Bunda, dan aku bisa melihat semua orang shalat. Suara takbir dan bacaan Al-Fatihah membuatku merasa tenang. Meski begitu, aku masih merasa sedikit takut dengan suasana ramai di masjid.

Setelah beberapa saat, aku mulai merasa lebih berani. Aku melihat temanku yang juga ikut shalat, dan dia asyik bermain dengan anak-anak lain. Akhirnya, aku mulai memberanikan diri untuk turun dari pangkuan bunda. Dan aku coba untukn bermain dengan teman disampingku. Rasanya seru bisa bergerak dan bermain! Aku mulai berlari-lari sedikit dan ikut bermain dengan temanku. Karena temanku masih kecil baru kelas 1 dan kelas 3 SD makanya mereka tidak full shalat tarawih. Dengan aku bermain sebentar dengan teman-temanku akhirnya bunda bisa shalat isya dahulu. 

Sayangnya, karena aku tidak mau ditinggal ketika Bunda berdiri untuk shalat, dia tidak bisa menunaikan shalat tarawih dengan tenang. Tapi, aku senang bisa merasakan suasana di masjid. Walaupun Bunda tidak bisa shalat tarawih, dia tetap menjaga aku dengan baik. Kami dengan tenang memperhatikan sekitar sambil menunggu Ayah selesai shalat.

Hari kedua tiba, dan Bunda punya trik baru untuk membantuku. Dia bilang, “Hari ini kita berangkat bareng temanmu yang sudah SD, ya!” Temanku itu adalah Mba Anting dan Mba Uya. Mereka tetangga dan juga teman keseharianku bermain. Mereka terlihat besar dan mandiri, dan aku merasa bangga bisa berangkat dengannya. “Kita sudah besar, bisa shalat di masjid!” kataku dalam hati. 

Setelah sampai di masjid, aku merasa tidak masalah jauh dari Bunda. Aku sudah tahu suasana di masjid dari pengalaman kemarin. Sekarang, aku bisa melihat banyak orang shalat dengan khusyuk tanpa merasa takut. Dan yang lebih serunya, aku sekarang bisa bermain dengan teman-temanku di sekitar masjid. 

Ketika shalat dimulai, aku berdiri di samping temanku. Kami memperhatikan orang-orang yang shalat, dan aku mulai merasa seperti bagian dari mereka. Aku ikut mengangkat tangan saat takbir dan berusaha mengikuti gerakan shalat, meskipun belum sepenuhnya paham. Rasanya menyenangkan bisa beribadah di masjid bersama teman-teman dan keluarga.

Sejak hari kedua dan seterusnya, aku dan Bunda shalat tarawih di masjid tanpa masalah. Aku merasa lebih percaya diri dan tidak lagi takut. Bahkan, aku mulai mengenal beberapa teman baru di masjid! Kami bermain bersama sebelum dan sesudah shalat, dan itu membuatku semakin senang.

Pengalaman shalat tarawih di masjid ini membuatku semakin dekat dengan Bunda dan Ayah. Aku merasa bangga bisa ikut beribadah dan menjadi bagian dari komunitas di masjid. Ternyata, meskipun awalnya takut, aku bisa belajar banyak dan bersenang-senang bersama teman-temanku.

Jadi, itu dia ceritaku tentang pengalaman pertama shalat tarawih di masjid. Dari yang awalnya takut, sekarang aku sudah berani dan siap untuk terus ikut shalat tarawih di masjid. Semoga tahun depan bisa lebih seru lagi! Aku tidak sabar untuk merasakan lagi suasana hangat di masjid dan bermain bersama teman-teman.

Tinggalkan komentar