Halo, teman-teman! Aku Nahida, dan hari ini aku ingin berbagi cerita tentang petualanganku dalam belajar buang air kecil di kamar mandi. Aku sangat senang karena sekarang aku bisa melakukannya sendiri!
Bunda sudah mengajarkanku tentang toilet training sejak sebulan yang lalu. Pertama kali, aku merasa bingung dan agak takut. Kadang-kadang, aku masih pipis di tempat lain, yaitu di celana dalam atau di popok. Dia bilang ini adalah bagian dari belajar dan tidak apa-apa jika aku belum bisa langsung. Yang penting, aku mau mencoba. Aku sering bilang “bunda pipis” tetapi pas di kamar mandi ternyata aku ga pipis. Akhirnya aku hanya mainan air. Atau sering juga aku bilang pipis padahal aku sudah pipis duluan, akhirnya clodi atau celana yang aku pakai sudah basah oleh pipisku. Jadi bunda sebagai orang tua memang harus sabar banget mendampingi aku dalam toilet training. Karena memang butuh latihan yang keras agar bisa berhasil.
Waktu yang tepat untuk toilet training biasanya saat kita sudah bisa memberi tahu orang dewasa kalau kita mau pipis atau berak. Banyak anak mulai siap di usia 2 sampai 3 tahun, tapi setiap anak berbeda. Bunda bilang, “Nahida, jika kamu sudah bisa mengerti dan mau mencoba, itu tanda yang baik!” Dan aku merasa sangat bersemangat! Anak yang sudah bisa di ajak komunikasi itu adalah ciri dia siap untuk belajar toilet training. Walaupun aku masih belum genap 2 tahun. Masih kurang 3 bulanan lagi, namun bunda dengan semangat mengajariku. Karena aku sudah mulai bisa diajak komunikasi.
Setelah beberapa minggu belajar, aku mulai mengerti apa yang Bunda bilang. Setiap kali aku merasa ada yang kurang nyaman di perutku, aku ingat untuk bilang, “Bunda, pipis!” Bunda dengan cepat membawaku ke kamar mandi. Rasanya seru dan menyenangkan!
Di dalam kamar mandi, aku asik dengan mainan yang bissa aku mainakan. Aku suka main hewan-hewan yang dimasukan kewadah berisi air. Ini salah sstu yang bikin aku mau dan betah di kamar mandi. Aku sering lupa kalau sku lagi mau pipis. Bunda selalu dengan sabar mengingatkanku “Nahida ayo pipis duku, katanya mau pipis?” Aku mengulang spa yang bunda bilang “pipis, pipis “ Ketika aku berhasil buang air kecil, Bunda akan bertepuk tangan dan bilang, “Bagus, Nahida! Kamu hebat!” Itu membuatku merasa bangga dan bahagia.
Setiap kali aku berhasil, aku merasakan lega yang luar biasa. Bunda juga memberiku pujian yang membuatku semakin semangat untuk belajar. Kadang, Bunda juga memberikan ciuman sebagai hadiah jika aku berhasil buang air kecil di kamar mandi. Aku suka mengumpulkan disayang oleh bundaku.
Tapi, kadang-kadang aku juga suka lupa dan masih pipis di tempat lain. Bunda bilang itu tidak apa-apa, karena semua anak belajar dengan cara yang berbeda. “Yang penting adalah kamu terus mencoba dan tidak menyerah,” katanya. Kata-kata itu membuatku merasa lebih baik, dan aku tahu bahwa aku tidak sendirian dalam proses belajar ini.
Sekarang, setiap kali aku merasa ingin pipis, aku sudah lebih percaya diri. Aku bilang ke Bunda dan langsung pergi ke kamar mandi. Aku bisa melakukannya sendiri, dan itu membuatku merasa besar dan mandiri. Aku merasa senang bisa menjaga kebersihan dan tidak memakai popok lagi!
Bunda juga mengajarkanku untuk mencuci tangan setelah pergi ke kamar mandi. “Cuci tangan itu penting untuk menjaga kesehatan,” katanya. Aku suka melakukannya, dan rasanya segar setelah cuci tangan.
Sekarang, aku bisa buang air kecil dengan baik, dan itu membuatku sangat bangga. Aku berterima kasih kepada Bunda yang selalu sabar dan mendukungku dalam belajar. Dia adalah teman terbaikku!
Nah, teman-teman! Jika kalian juga sedang belajar, ingatlah untuk memberi tahu orang dewasa ketika kalian mau pipis. Ayo, kita bisa belajar sama-sama dan membuat kamar mandi jadi tempat yang menyenangkan! Kita semua bisa menjadi besar dan mandiri, seperti aku!